Tiga Belas Desa Wisata di Lombok Barat Berebut Penghargaan ADWI 2025 Tingkat Kabupaten
Tiga Belas Desa Wisata di Lombok Barat Berebut Penghargaan ADWI 2025 Tingkat Kabupaten
Lombok Barat – Sebanyak tiga belas desa wisata di Kabupaten Lombok Barat terpilih untuk mengikuti penilaian pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2025) tingkat kabupaten.
ADWI merupakan ajang penghargaan bergengsi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bagi desa-desa wisata yang memiliki potensi unggulan, prestasi, serta memenuhi berbagai kriteria penilaian. Program ini bertujuan mendorong desa wisata agar berkelas dunia, meningkatkan perekonomian daerah, menyejahterakan masyarakat, serta melestarikan nilai-nilai budaya lokal.
Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Lombok Barat, Irman Sumantri, menjelaskan bahwa terdapat 31 desa wisata di Lombok Barat yang berpartisipasi dalam ajang ADWI tahun 2025 ini.
“Dari 31 desa wisata yang terdaftar, sebanyak 13 desa telah terpilih untuk dinilai lebih lanjut. Nantinya, salah satu dari 13 desa tersebut akan mewakili Kabupaten Lombok Barat pada tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat,” ujar Irman.
Adapun ketiga belas desa wisata yang masuk dalam penilaian tingkat kabupaten, yakni:
Desa Wisata Pakuan, Desa Wisata Lebah Sempage, Desa Wisata Peresak, Desa Wisata Mekarsari, Desa Wisata Banyumulek, Desa Wisata Kebon Ayu, Desa Wisata Sedau, Desa Wisata Batu Kumbung, Desa Wisata Sesaot, Desa Wisata Sekotong Tengah, Desa Wisata Meninting, Desa Wisata Gelangsar, dan Desa Wisata Bukit Tinggi.
Irman menjelaskan, proses penilaian langsung oleh dewan juri akan berlangsung pada 6–13 Oktober 2025. Tim juri terdiri dari unsur akademisi, praktisi budaya, perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, serta ahli di bidang pariwisata dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam kompetisi ini, desa-desa wisata dinilai berdasarkan beberapa aspek utama, antara lain daya tarik wisata, amenitas (fasilitas pendukung), kelembagaan pengelola, serta kualitas sumber daya manusia (SDM).
Menurut Irman, partisipasi dalam ajang ADWI bukan hanya tentang perebutan gelar juara, tetapi juga sebagai sarana peningkatan kapasitas desa wisata agar semakin mandiri dan berdaya saing.
“ADWI bukan sekadar lomba pariwisata, tetapi juga wadah untuk memperkuat kelembagaan desa, melestarikan budaya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui potensi wisata lokal,” pungkasnya.
(rys/red)
Ahmad Syukri
02 September 2025 10:43:11
Mantap.. Luar biasa semoga apa yang sudah kita tiru bisa kita terapkan di Desa Kita masing-masing.. ...